Arsip | Essay RSS feed for this section

OPTIMALISASI PENCEGAHAN TRANSMISI VERTIKAL HIV/AIDS DENGAN EKSTRAKSI BANLEC PADA PISANG

20 Feb

When a woman is able to give birth, that is a gift. But when an HIV-positive woman is able to give birth, and the baby turns out to be negative, that is a miracle

 

HIV/AIDS dan Transmisi Vertikal

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang termasuk family retroviridae. HIV/AIDS adalah salah satu masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak Negara di dunia. HIV/AIDS menyebabkan berbagai krisis pembangunan Negara, krisis ekonomi, pendidikan dan juga krisis kemanusiaan. Dengan kata lain HIV/AIDS menyebabkan krisis multidimensi.

Krisis multidimensi khususnya krisis kemanusiaan tidak hanya mengancam orang dewasa tetapi saat ini HIV/AIDS juga mengancam jiwa anak-anak Indonesia. Hal ini terjadi karena krisis ekonomi yang makin mengancam negara Indonesia juga mengancam rencana pencegahan dan pengobatan konvensional yang seharusnya dapat menekan persentase morbiditas dan mortalitas anak penderita HIV/AIDS. Berdasarkan data Kemenkes tahun 2010, dalam empat tahun terakhir kasus HIV/AIDS pada anak-anak Indonesia meningkat 700%. Pada 15 Januari 2004 diketahui jumlah HIV pada anak sebanyak 158 anak, kemudian pada 1 Desember 2009, diketahui jumlahnya sudah meningkat menjadi 691 anak dan pada 2010 kembali meningkat menjadi 1.119 anak.

Peningkatan penyebaran virus mematikan ini terjadi karena penularan dari ibu HIV+ ke bayi semakin tidak terkendali. Cairan yang dikeluarkan oleh ibu seperti plasenta, darah, dan ASI menjadi penyebab utama mudahnya terjadi penularan ke bayi. Bayi dapat menjadi terinfeksi di dalam kandungan (intrauterin), selama proses persalinan (intrapartum), atau melalui ASI.

Pada waktu bayi dalam kandungan, bayi mendapat zat makanan dan O2 dari darah ibu yang dipompakan ke darah bayi, walaupun begitu umumnya darah ibu tidak bercampur dengan darah bayi, sehingga tidak semua bayi yang dikandung ibu dengan HIV positif tertular HIV saat dalam kandungan. Pada kebanyakan wanita yang terinfeksi, HIV tidak dapat menular dari ibu ke anak melewati plasenta, dan plasenta malah melindungi fetus dari HIV. Tetapi perlindungan ini dapat rusak ketika imunitas ibu menjadi lemah. Penularan pada proses persalinan terjadi ketika kontak antara darah ibu, maupun lendir ibu dan bayi sehingga virus HIV dapat masuk kedalam tubuh bayi. Makin lama proses persalinan berlangsung, makin lama kontak antara bayi dengan cairan tubuh ibu, makin tinggi resiko tertular. Sedangkan, penularan melalui ASI terjadi pada minggu-minggu pertama menyusui. Semakin lama bayi menyusui semakin besar persentase penularan HIV ke bayi. Bila ibu ODHA tidak menyusui bayinya maka kemungkinan bayinya terinfeksi HIV berkisar sekitar 15-30%, bila menyusui sampai 6 bulan kemungkinan terinfeksi 25-35%, dan bila masa menyusui diperpanjang sampai 18-24 bulan maka risiko terinfeksi meningkat menjadi 30-45%.

Penularan dari ibu ke bayi ini termasuk ke dalam transmisi vertikal penyebaran HIV/AIDS. Saat ini, laju transmisi vertikal dari ibu ke bayi (MTCT) bervariasi dari 13% hingga 40% pada perempuan yang tidak diobati. Persentase transmisi vertikal dari ibu ke bayi berkisar sekitar 5-10% selama kehamilan, 10-20% saat persalinan dan menyusui bila disusui sampai 2 tahun. Dengan demikian pencegahan penularan vertikal dari ibu ke bayi menjadi penting. Karena hal tersebutlah yang dapat menurunkan persentase morbiditas dan mortalitas HIV/AIDS pada anak, serta merupakan upaya pembangunan bangsa dalam hal memajukan generasi muda.

Langkah pencegahan transmisi vertikal HIV/AIDS yang dilakukan pada ibu hamil terkait juga dengan Undang-Undang Dasar 1945, tentang Pembangunan Anak Indonesia sebagai bagian dari Pembangunan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas. Hal ini tertulis pada pasal 28 b (2) yang berbunyi, bahwa “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Jelaslah didalam undang-undang ini tersirat, bahwa suatu pencegahan transmisi vertikal dari ibu ke bayi (PMTCT) adalah suatu langkah yang sangat berperan penting untuk memajukan masa depan Bangsa.

Saat ini, pencegahan yang sudah dicanangkan di seluruh dunia termasuk Indonesia adalah pemberian obat antiretroviral (ARV) kepada ibu hamil. ARV bekerja langsung menghambat replikasi (penggandaan diri HIV). Tujuan dari pemberian obat ini adalah untuk meningkatkan kadar CD4 dan mengurangi viral load (jumlah virus dalam darah) pada tubuh ibu. Hal ini dikarenakan, ketika terjadi peningkatan viral load maka akan memudahkan terjadinya peningkatan replikasi HIV dan kecepatan penghancuran sel CD4 dalam tubuh, sedangkan penurunan jumlah CD4 dapat memudahkan terjadinya peningkatan kerusakan pada sistem imunitas tubuh ibu. ART juga dapat menurunkan persentase transmisi vertikal dari ibu ke bayi saat kehamilan. Pemberian ART ini biasanya diberikan ketika sudah ada indikasi pemberian ART pada ibu hamil, tetapi beberapa dokter menyarankan agar pemberian ART tidak diberikan pada kehamilan triwulan pertama karena akan berdampak buruk pada janin yang dikandungnya.

 

Optimalisasi Pencegahan Transmisi Vertikal HIV/AIDS

Sebagai optimalisasi pencegahan terhadap transmisi vertikal penyebaran HIV pada bayi, kini terdapat solusi terbaru untuk ibu hamil HIV+. Pencegahan transmisi vertikal dari ibu ke bayi (PMTCT) dapat dioptimalkan dengan mengkonsumsi pisang pada ibu hamil.

Pisang selain terkenal sebagai buah utama pemberi energi yang mengandung banyak mineral, kalium, dan karbohidrat, serta sebagai buah yang sangat baik untuk ibu hamil karena kandungan asam folatnya. Ternyata pisang juga memiliki kandungan Banlec atau lektin yang dapat digunakan sebagai optimalisasi pencegah penularan HIV, khususnya HIV-1.

Lektin terkenal sebagai suatu protein pengikat karbohidrat yang menyebabkan aglutinasi sel atau mengendapkan glikokonjugat. Di antara berbagai manfaatnya, lektin digunakan untuk memurnikan glikoprotein tertentu, sebagai alat untuk melacak profil glikoprotein permukaan sel, dan sebagai reagen untuk menghasilkan sel mutan yang defisien dalam enzim tertentu. Dalam kaitannya dengan hal ini, mengkonsumsi pisang sebagai optimalisasi pencegahan transmisi vertikal HIV/AIDS dari ibu ke bayi (PMTCT) yaitu, karena kandungan lektin (BanLec) yang dimiliki oleh pisang dapat berikatan langsung dengan amplop protein HIV, glikoprotein 120 (gp120) yang kaya akan gula (Mannose). Dapat diketahui, bahwa gp120 pada HIV dapat berikatan langsung dengan CD4+ pada sel T dan makrofag, serta reseptor kemokin (CXCR4 dan CCR5) yang pada akhirnya akan menyebabkan infeksi dan merusak sistem kekebalan tubuh pada manusia. Oleh karena itu, mengkonsumsi pisang pada ibu hamil HIV sangat berperan penting dalam mencegah terjadinya transmisi vertikal. Karena, ketika lektin pisang tersebut berikatan dengan gp120 yang kaya akan monosse, ikatan langsung yang seharusnya terjadi antara gp120 dengan CD4+ pada sel T dan makrofag, serta reseptor kemokin (CXCR4 dan CCR5) akan terhambat dan terjadi pemblokiran virus untuk masuk ke sel tubuh ibu HIV dan akhirnya akan mencegah proses replikasi virus di dalam tubuh ibu. Selain dapat berikatan dengan gp120, BanLec juga dapat berikatan dengan amplop-amplop protein yang terdapat pada HIV salah satunya adalah gp41 yang merupakan amplop protein pembantu gp120 untuk masuk ke dalam sel tubuh manusia. Dari sinilah, kenapa pisang dapat digunakan sebagai optimalisasi pencegahan transmisi vertikal HIV dari ibu ke bayi, khususnya HIV-1.

 

Untung vs Rugi

Berbeda halnya dengan terapi ARV, pisang adalah buah yang sangat mudah ditemukan oleh masyarakat Indonesia karena dapat ditemukan di semua pelosok negeri dan terjangkau pula harganya. Mudahnya resistensi yang terjadi pada ARV mendorong lektin pada pisang sebagai salah satu gagasan terbaru optimalisasi pencegahan transmisi vertikal, karena ketika terjadi resistensi terhadap ARV lektin yang dimiliki pisang dapat menggantikan kerja ARV secara optimal dan bekerja dengan jangka panjang yang tidak mudah resisten. Bagi ibu hamil yang terinfeksi HIV, dapat mengkonsumsi pisang satu kali sehari setelah makan sebagai pelengkap pola makan 4 sehat 5 sempurna atau dapat di jus yang berfungsi untuk mencegah transmisi vertikal pada masa kehamilan (intrauterin) dan masa menyusui, serta sebagai obat oles pada vagina untuk mencegah transmisi vertikal HIV/AIDS saat proses persalinan (intrapartum).

Dengan mudahnya pemanfaatan buah pisang sebagai pencegah transmisi vertikal HIV/AIDS dari ibu ke bayi, dapat menjadikan buah pisang sebagai salah satu lahan mata pencaharian bagi masyarakat Indonesia yang mudah dibudidayakan dengan cara berkebun.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa dengan buah pisang krisis multidimensi yang terjadi di negara Indonesia baik dari segi kemanusiaan ataupun ekonomi dapat menurun. Karena dengan adanya buah pisang dapat  menurunkan morbiditas dan mortalitas transmisi vertikal pada bayi sehingga tercapailah cita-cita bangsa untuk menjalani Undang-Undang Dasar 1945 dalam melindungi masa depan generasi penerus, serta meningkatkan ekonomi Indonesia dengan pembudidayaan pisang sebagai lahan berkebun.

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Adelberg, Melnick, & Jawets. 2007. Mikrobiologi Kedokteran, edisi 23. Jakarta : EGC
  2. Baratawidaja, Garna, Karnean. 2009. IMUNOLOGI DASAR, edisi ke-8. Jakarta : EGC.
  3. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan. 2003. PEDOMAN NASIONAL PERAWATAN, DUKUNGAN DAN PENGOBATAN BAGI ODHA. Jakarta : Departemen  Kesehatan RI
  4. Laporan Utama dari Majalah Keluarga Mandiri (Gemari), edisi 119/Tahun XI. Desember 2010. HIV/AIDS Mengancam Anak Bangsa dan Permasalahan Anak Masih Tinggi. Jakarta. Hlm. 12-13 dan 40
  5. Murey, K, Robert, dkk. 2009. BIOKIMIA HARPER, edisi 27. Jakarta : EGC.
  6. Swanson, D, Michael, dkk. 2010. A Lectin Isolated from Banana is a Potent Inhibitor of HIV Replication. Michigan : The American Society for Biochemistry and Moleclar Biology, The Journal of Biological Chemistry.
  7. Tsegaye, Solomon, Theodros, dan Pohlmann, Stefan. 2010. The Multiple Facets of HIV Attachment to Dendritic Cell Lectins. Oxford : Cellular Microbiology.
  8. Zubairi, Djoerban, dan Samsuridjal, Djauzi. 2006. Ilmu Penyakit Dalam (HIV/AIDS DI INDONESIA), edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
  9. 2010. Pisang Lindungi Wanita dari HIV. Makassar : Artikel Kesehatan Kedokteran, Keperawatan & Kebidanan. www.ArtikelKesehatanFKUNHAS.com. Senin, 27 Desember 2010

 

Buah Kurma dalam Pandangan Medis

18 Feb

Kurma yang mempunyai nama latin phoenix dactilifera sudah dikenal sejak zaman paleolitik. Kurma merupakan sejenis tanaman palma yang banyak ditanam di daerah jazirah Arab dan sebagian orang menganggap kurma hanya hidup di padang pasir. Namun di daerah lain yang memiliki tinggal kekeringan cukup tinggi, kurma dapat pula hidup.

Menurut Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS, kurma memiliki kandungan nutrisi yang berguna bagi tubuh. “Setidaknya gula (glukosa) menjadi komponen utama dengan komposisi yang mencapai 50 persen dari seluruh kandungan buahnya,” katanya. Guru besar IPB ini juga mengatakan, kandungannya lebih besar dibandingkan buah-buahan lainnya yang hanya mencapai 20-30 persen saja.

Pada kurma yang masih lembek (matang di pohon dan belum dijemur) kandungan gulanya sekitar 60%. Sedangkan kurma yang telah dikeringkan kandungannya cukup tinggi, sekitar 70%. Kandungan gula dalam kurma memiliki daya serap yang buruk, sekitar 45-50 menit sehingga waktu untuk pengolahan menjadi nutrisi yang disalurkan ke dalam darah menjadi lumayan lama.

Buah padang pasir ini juga mengandung berbagai vitamin yang diperlukan oleh tubuh. Vitamin A, thiamin, riboflavin, zat besi, vitamin B berada dalam buah kurma. Riboflavin dan niasin misalnya, akan membantu melepaskan energi dari makanan, sementara thiamin membantu melepaskan energi dari karbohidrat. Vitamin A dan niasin memainkan peranan dalam membentuk dan memelihara kulit yang sehat. Thiamin berperan penting bagi sel-sel saraf, sementara niasin menjaga fungsi normal saraf.

Mineral juga sangat banyak ditemukan dalam kurma. Magnesium dan kalium setidaknya berada dalam jumlah yang cukup bisa diandalkan untuk membantu kinerja tubuh menjadi lebih baik. “Banyak juga terkandung serat-serat seperti layaknya buah yang lainnya,” tutur Prof Ali. Menurut beliau, serat tersebut dapat membuat pencernaan menjadi baik. Kandungan kurma membuat usus menjadi lunak dan mengaktifkannya sehingga secara alamiah seseorang secara mudah dapat buang air besar.

Kandungan kalium kurma yang tinggi, menurut Prof Ali sangat menguntungkan jantung dan pembuluh darah. Denyut nadi menjadi semakin teratur dan otot-otot menjadi kontraksi sehingga membantu menstabilkan tekanan darah. Potasium yang tinggi juga ada dalam kurma. Sekedar pengingat saja kalau potasium mempunyai manfaat untuk mengendalikan tekanan darah, membersihkan karbon dioksida dalam darah serta memicu kerja otot dan simpul saraf.

Zat tannin yang tinggi pada kurma dapat digunakan sebagai anti diare. Kurma juga dapat digunakan sebagai obat flu, radang tenggorokan, mengatasi mabuk serta meningkatkan trombosit dalam darah bagi mereka yang terkena demam berdarah. Caranya yaitu dengan memblender 500 gram kurma yang telah dibuang kulitnya, kemudian campur dengan lima gelas air putih sampai halus. Hasil dari blenderan tersebut diminum sebanyak satu gelas tiap satu jam selama sehari.

Mereka yang terkena sakit kepala juga dapat terobati dengan mengkonsumsi buah kurma. Karena ternyata dalam kurma terdapat zat salisilat (suatu zat yang lazim dipakai sebagai bahan baku obat sakit kepala, penghilang rasa sakit hingga demam). Tetapi kurma sebaiknya tidak dimakan oleh mereka yang memiliki penyakit diabetes. Bukannya membaik, kurma akan membuat kadar gula penderita diabetes yang sudah cukup tinggi menjadi lebih tinggi.

Penelitian yang terbaru menyatakan bahwa buah kurma basah mempunyai pengaruh mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa systolennya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Secara kedokteran perempuan hamil yang akan melahirkan itu sangat membutuhkan minuman dan makanan yang kaya akan unsur gula, hal ini karena banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan bayi, terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama. Kandungan gula dan vitamin B1 sangat membantu untuk mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa sistolennya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Dan kedua unsur itu banyak terkandung dalam kurma basah. Kandungan gula dalam kurma basah sangat mudah untuk dicerna dengan cepat oleh tubuh.

Kadar besi dan Kalsium yang dikandung buah kurma matang sangat mencukupi dan penting sekali dalam proses pembentukan air susu ibu. Kadar zat besi dan Kalsium yang dikandung buah kurma dapat menggantikan tenaga ibu yang terkuras saat melahirkan atau menyusui. Zat besi dan Kalsium merupakan dua unsur efektif dan penting bagi pertumbuhan bayi. Alasannya, dua unsur ini merupakan unsur yang paling berpengaruh dalam pembentukan darah dan tulang sumsum.

Kurma basah mencegah terjadi pendarahan bagi perempuan-perempuan ketika melahirkan dan mempercepat proses pengembalian posisi rahim seperti sedia kala sebelum waktu hamil yang berikutnya. Hal ini karena dalam kurma segar terkandung hormon yang menyerupai hormon oxytocine yang dapat membantu proses kalahiran. Hormon oxytocine adalah hormon yang salah satu fungsinya membantu ketika wanita atau pun hewan betina melahirkan dan menyusui. Memudahkan persalinan dan membantu keselamatan sang ibu dan bayinya.

cat : Tugas ESAI kuliah dr. Anwar Wardy, Sp.S

Sumber            : www.almanhaj.or.id/content/2228/slash/0

 

STRATEGI POLA HIDUP UNTUK MENCEGAH KANKER

1 Okt

Apa itu KANKER ?

Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel-sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal, diluar batas kewajaran dan sangat liar serta kerap kali menyebar jauh ke sel jaringan lain dengan merusaknya. Sedangkan kanker dalam pengertian masyarakat umum adalah suatu benjolan yang timbul pada bagian organ tertentu yang menyebabkan kematian. Kanker juga terkenal sebagai salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang maupun di negara maju. Di Indonesia kanker adalah salah satu penyebab kematian yang menduduki peringkat ke-7 dari beberapa penyakit lain.

Kanker dapat terjadi di berbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Sel kanker dapat berasal dari semua unsur yang membentuk suatu organ. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan atau bisa menyebar (metastasis) ke organ tubuh lainnya.

Sel-sel menjadi kanker melalui proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Awalnya kanker mengalami proses inisiasi, dimana bahan genetik berubah, yang akan menjadi kanker. Perubahan dapat terjadi secara spontan atau diakibatkan oleh suatu unsur (agen) yang disebut karsinogen. Zat karsinogen dapat berupa zat kimia, makanan tertentu, virus, radiasi, dan sinar ultraviolet, serta faktor mental (psikis). Selanjutnya sel mengalami tahap promosi, yaitu proses induksi tumor pada sel sebelumnya telah diinisasi atau diinduksi oleh zat kimia. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen). Dari kedua proses inilah sel tumor menjadi sel tumor ganas yang akhirnya disebut kanker.

Dalam hal ini, zat karsinogen dan faktor mental (psikis) sebagai bagian dari faktor penyebab kanker yang sering ditemukan di lingkungan sekitar dan dalam diri seseorang dapat tercegah jika pengaturan pola hidup yang tepat menjadi prioritas utama dalam hidup orang itu sendiri. Karena jika seseorang menjaga pola hidup yang tepat maka akan terjadi pencegahan awal yang efektif untuk tidak memacu perkembangan sel kanker dalam tubuh yang disebabkan oleh kedua penyebab kanker tersebut. Lalu, “Bagaimana pola hidup yang tepat untuk mencegah terjadinya kanker yang disebabkan oleh Zat Karsinogen dan mental (psikis) ?”

Upaya pencegahan kanker sangatlah besar manfaatnya dan patut untuk dilakukan, sekalipun kanker akan tetap tumbuh pada orang-orang tertentu. Upaya pencegahan awal untuk kanker sebenarnya sangat mudah untuk dilakukan, karena pencegahan ini sangat berkaitan erat dengan pola hidup sehari-hari, yaitu :

1. Mengatur Pola Makan

Mengatur pola makan berguna untuk mewujudkan pola makan yang seimbang dan sehat. Mengatur pola makan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

a. Mengatur waktu makan dengan tepat. Makan tepat waktu berguna untuk menghindari pola makan yang berlebihan, karena makan yang berlebihan akan mengganggu organ pencernaan (usus) dalam menjalani tugasnya sebagai penghancur makanan menjadi keletihan dan menyebabkan makanan membususk dalam perut yang akhirnya dapat menimbulkan kanker usus. Waktu makan yang tepat untuk mendapatkan makanan yang seimbang dan sehat yaitu pola makan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, yaitu “Kami adalah orang-orang yang tidak makan, kecuali setelah lapar, dan bila makan, kami tidak sampai kenyang.”

Inilah mukjizat yang telah difirmankan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an bagi dunia kesehatan, yang artinya :

. . . Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. al-A’raf : 31)

b. Menghindari makanan yang mangandung lemak berlebih, karena lemak memiliki zat yang dapat menimbulkan kanker yaitu asam linolat. Asam linolat lebih banyak terdapat pada beberapa jenis minyak nabati, seperti minyak jagung dan minyak bunga matahari.

c. Mengkonsumsi vitamin E dan C dapat mencegah timbulnya kanker lambung, dan vitamin A dapat mencegah timbulnya kanker kulit dan payudara. Tetapi untuk vitamin A mempunyai kadar tertentu, karena memberikan kadar vitamin A yang besar dapat melemahkan tulang dan mengganggu fungsi hati.

d. Mengkonsumsi serat secara kontinue dapat memberi manfaat bagi tubuh. Serat dalam makanan dapat ditemukan pada biji-bijian, jamur, biji-bijian yang tidak dikupas kulitnya seperti gandum, rida, lupine, hulbah, adas, dan kacang tanah serta sayuran dan buah-buahan, seperti kol, kubis, seledri air, apel, alpukat, dan anggur.

e. Mengkonsumsi gula alami yang dapat dikonsumsi dari madu, umbi, kentang, dan roti daripada mengkonsumsi unsur gula sederhana, misalnya sukrosa yang biasa digunakan untuk minum teh atau kopi.

f. Mengubah kebiasaan mengkonsumsi makanan dibakar bara atau digoreng, memasak makanan berulang kali, mengkonsumsi makanan lama atau sisa kemarin, dan memakan rempah-rempah yang sudah diproduksi oleh pabrik.

2. Mengatur Pola Ruang dengan Tepat

Upaya mengatur pola ruangan yang tepat berkaitan dengan meletakkan alat-alat elektronik yang memberikan radiasi gelombang elektromagnetik untuk tidak diletakkan didalam kamar tidur.

Meletakkan alat-alat elektronik didalam kamar tidur akan mengakibatkan kanker otak dikarenakan pemancaran radiasi gelombang elektromagnetik yang berlebihan dapat menimbulkan sulit tidur, resah dan bahkan tidak bisa tidur, serta kerusakan pada saraf-saraf otak. Maka dari itu, letakkan alat elektronik pada tempat yang terpisah atau jika tetap meletakkan alat elektronik didalam kamar tidur, matikan secara total agar radiasi gelombang elektomagnetik yang ditimbulkan tidak terpancar.

3. Menjaga Kebersihan

Menjaga kebersihan merupakan hal yang sudah ditanamkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang artinya :

Janganlah kamu salat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba’), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS. at-Taubah : 108)

Dan juga dalam sabda Rasulullah SAW, yang artinya :

Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah menegakkan Islam di atas prinsip kebersihan. Dan tidak akan masuk syurga, kecuali orang-orang yang bersih.” (HR. Thabrani dari Abu Hurairah)

Dari kedua pedoman tersebutlah keajaiban dari menjaga kebersihan mulai dipandang mata. Kebersihan lingkungan dapat mencegah perkembangbiakan dari virus dan bakteri yang dapat menimbulkan kanker. Virus tertentu menyebabkan kanker pada manusia dan virus lainnya dicurigai sebagai penyebab kanker. Virus papilloma yang menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita. Dan beberapa virus retro pada manusia, misalnya virus HIV, menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya. Sedangkan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi contohnya Clonorchis, yang dapat menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.

4. Jauhkan Hidup dari Stres

Menjauhkan diri dari stres dalam menjalani hidup berperan penting bagi kesehatan tubuh karena tingkat stres psikis yang berlebihan akan berdampak kurang baik bagi tubuh, sehingga timbullah gejala-gejala fisik dan psikis. Hal ini dapat terjadi karena pada keadaan stres yang berat, tubuh akan mengeluarkan hormon-hormon secara berlebihan, diantaranya adalah hormon adrenalin. Keberadaan adrenalin dalam tubuh secara berlebihan menyebabkan tubuh dengan tekanan darah meningkat, jantung memompa darah dengan kuat, dan sel-sel tubuh dalam keadaan tegang yang memuncak. Keadaan ini dapat mengubah pola sel dalam bertumbuh dan berkembang, dimana sel-sel akan terangsang untuk tumbuh secara liar dan tidak terkendali, sehingga terjadilah kanker.

Upaya seseorang untuk menjauhkan stres yaitu mengupayakan jiwa batin tenang dengan tidak mendendam (selalu memaafkan), menikmati hidup, selalu bersyukur, percaya kepada Tuhan dan menyerahkan hidup ke dalam tanganNya, serta pandai mengelola atau menyiasati ambisi.

5. Mengelola Strategi Tidur yang Tepat

Pengelolaan strategi tidur bertujuan untuk mendapatkan proses tidur yang nyenyak. Karena proses tidur nyenyak akan mengoptimalkan proses metabolisme hormonal yang berkaitan dengan kanker dan proses de-toxin pada hati.

De-toxin atau Detoxifikasi (Detox) adalah proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna (racun) di dalam tubuh kita. Detox alami terjadi pada waktu kita tidur dimalam hari. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yg tidak berguna. Oleh  karena itu, jika kenyenyakan tidur terganggu akan menyebabkan seseorang tidur larut malam dan bangun terlalu siang sehingga menyebabkan gangguan pada proses de-toxin dan akhirnya akan mengakibatkan kanker hati.

Sedangkan hubungan antara tidur nyenyak dengan ke-optimalan proses metabolisme hormonal yaitu proses terjadinya stres yang diakibatkan oleh kurangnya waktu tidur bagi tubuh. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa stres juga beresiko menyebabkan kanker karena kelebihan produksi hormon adrenalin dari stres tersebut.

Cara memperoleh strategi tidur nyenyak untuk tubuh agar terhasil proses de-toxin yang optimal dan terhindar dari stres yaitu dengan beberapa cara :

· Perhatikan udara kamar tidur dengan selalu menjaga kelancaran sirkulasi udara dengan membuka jendela setiap pagi dan sebelum tidur.

· Tenangkan diri sebelum tidur

· Tidur tepat waktu, yaitu sekitar pukul 21:00, karena pada waktu inilah proses de-toxin dimulai.

· Tata ruang kamar untuk memberikan kenyamanan

· Selalu membersihkan tempat tidur

· Lakukan olahraga relaksasi sebelum tidur untuk mengoptimalkan kinerja jantung saat tidur.

· Pastikan keamanan rumah dari sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya agar pikiran tidak cemas pada saat tidur.

· Hindari makan berlebihan sebelum tidur, karena memberikan asupan yang berlebih akan mengaktifkan proses kerja lambung secara ekstra pada saat tidur sehingga menyebabkan terbangun di tengah malam dan akhirnya tidak bisa tidur kembali.

6. Menjauhkan Diri dari Hidup Bebas

Kehidupan bebas masa kini membuat seseorang tidak dapat mengontrol diri. Berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan intim pada usia dini, meningkatkan resiko terinfeksi virus papiloma manusia yang berkaitan dengan kanker mulut rahim atau alat kelamin. Infeksi oleh virus herpes simpleks tipe-2 yang ditularkan melalui hubungan kelamin dapat meningkatkan resiko kanker. Virus hepatitis B dapat ditularkan melalui hubungan kelamin dan meningkatkan risiko kanker hati.

Inilah mukjizat yang diperlihatkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang artinya :

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.

Kesimpulan dari ayat ini menjelaskan bahwa Allah melarang hamba-Nya untuk tidak melakukan hubungan kelamin karena Allah SWT menjaga agar hamba-Nya tidak terserang salah satu penyakit yang disebabkan oleh hubungan kelamin (zina), yang salah satunya adalah KANKER.

Referensi :

Al-Qur’an dan Terjemahannya. Al-Jumanatul ‘Ali

As-Sayyid, Muhammad, Basith, Abdul. 2006. Pola Makan Rasulullah.

Jakarta : Almahira

Corwin, J, Elizabeth. 2009. Buku Saku PATOFISIOLOGI. Jakarta : EGC

Hasan, F, Abdillah. 2010. The Power of Tidur. Jakarta : PT. Buku Kita

Junaidi, Iskandar. 2007. Kanker “Pengenalan, Pencegahan, dan

Pengobatannya”. Jakarta : BIP Kelompok Gramedia

Washfi, Muhammad. 2008. Menguak Rahasia Ilmu Kedokteran dalam Al-

Quran. Surakarta : Indiva Pustaka Kelompok Penerbit Indiva Media

Kreasi

Unduh dari internet :

http://batamcyberzone.com

http://one.indoskripsi

http://eprints.undip.ac.id/316/1/Anies.pdf

PENGGUNAAN INSULIN BAGI PENDERITA DIABETES MELITUS DALAM PANDANGAN ISLAM

21 Jul

Diabetes Melitus

Diabetes melitus atau yang sering disebut kencing manis dalam bahasa awamnya, merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. World Health Organization (WHO) telah merumuskan bahwa DM merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problem anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin absolut/relatif dan gangguan fungsi insulin.

Secara epidemiologi, faktor resiko yang dapat menimbulkan DM adalah : bertambahnya usia, lebih banyak dan lebih lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh, kurangnya aktifitas jasmani dan hiperinsulinemia. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup manusia, maka kebutuhan hidup manusia terhadap insulin semakin bertambah. Karena secara alami, dengan bertambahnya usia, maka fungsi pankreas akan semakin menurun. Dengan menurunnya fungsi pankreas, maka menurun pula fungsi insulin yang dapat dihasilkan tubuh manusia. Dengan menurunnya insulin dalam tubuh manusia, maka kemampuan tubuh manusia untuk memecah gula dalam darah akan semakin turun. Pada saat itulah manusia terkena penyakit diabetes melitus, dan memerlukan suntikan insulin.

Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi dua yaitu diabetes melitus tipe I yang bergantung pada insulin (IDDM), dan DM tipe II yang tidak bergantung kepada insulin (NIDDM). DM tipe I merupakan penyakit autoimun yang biasa dialami oleh anak-anak atau remaja, dimana sel β pankres dihancurkan sehingga tidak mampu memproduksi insulin endogen yang bertanggung jawab terhadap peningkatan glukosa darah DM tipe II, terjadi defisiensi insulin yang didahului oleh adanya resistensi insulin di otot, lemak, dan hati (terutama pada obesitas viseral), dan bersamaan itu disertai gangguan sekresi insulin sel β pankreas yang lambat laun menjadi defisiensi insulin yang permanen.

Selain itu, terdapat jenis diabetes melitus gestasional (DMG) yang juga disebabkan oleh resistensi insulin yang terjadi pada wanita hamil. DMG biasanya terjadi pada trimester kedua atau ketiga. Saat ini insulin dipergunakan untuk DM tipe I dan DM tipe II apabila pengobatan dengan antidiabetik oral gagal. Pasien DMG juga diberi terapi dengan insulin. Namun biasanya glukosa darah akan kembali normal setelah melahirkan.

Seseorang dikatakan menderita diabetes jika ia memilik kadar gula puasa >126 mg/dL dan pada tes >200 mg/dL. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan, tetapi progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun. Terutama, pada orang-orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah terjadinya kenaikan kadar gula darah menurun secara perlahan.

Pasien dan Insulin

Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel β pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel β, insulin disintesis dan kemudian disekresi kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. Insulin berperan penting pada berbagai proses biologis dalam tubuh terutama menyangkut metabolisme karbohidrat. Hormon ini berfungsi dalam proses utilisasi glukosa pada hampir seluruh tubuh terutama pada otot, lemak, dan hepar. Apabila ada gangguan pada kerja insulin, menimbulkan hambatan dalam utilisasi glukosa dan peningkatan kadar glukosa serta peningkatan kadar glukosa darah. Secara klinis, gangguan tersebut dikenal sebagai diabetes melitus.

Seseorang diharuskan menggunakan insulin jika ia menderita diabetes tipe 1 (IDDM) yang kesembuhannya sangat tergantung kepada insulin. Diabetes melitus tipe 1 dapat dicirikan dengan kurangnya produksi insulin oleh pankreas. Gejalanya berupa kencing yang berlebihan (polyuria) dengan volume urin yang besar atau >2,5 L selama 24 jam, rasa haus (polydipsia), lapar berkelanjutan, penurunan berat badan, daya lihat menurun dan kelelahan. Gejala-gejala tersebut dapat terjadi secara tiba-tiba dan dapat berkembang sangat cepat dalam hitungan minggu atau bulan.

Tanda-tanda juga dapat dilihat dari hasil pengukuran konsentrasi gula darah. Bila konsentrasi gula dalam darah tinggi, melebihi kemampuan ginjal, maka penyerapan gula ginjal (dalam proximal ginjal tubuli) menjadi tidak sempurna, dan bagian dari glukosa akan tetap berada di air seni (glycosuria). Peningkatan glukosa dan air seni ini menyebabkan peningkatkan tekanan air seni (osmotic pressure) dan menghalangi penyerapan ulang (reabsorption) air oleh ginjal. Hal ini meningkatan produksi air seni (polyuria) dan peningkatan kehilangan cairan. Volume cairan darah yang hilang akan digantikan dengan cairan dari air yang diserap dari sel-sel tubuh lainnya, hal inilah yang menyebabkan dehidrasi dan peningkatan kehausan.

Gula darah tinggi yang berkepanjangan dalam darah menyebabkan penyerapan gula juga tinggi. Hal ini mengarah ke perubahan dalam bentuk lensa mata, sehingga menyebabkan perubahan pada penglihatan. Kontrol gula pada lensa biasanya mengembalikan kondisi ini ke bentuk aslinya. Penglihatan kabur adalah hal yang umum pada pengidap diabetes dan merupakan keluhan yang mengarah ke diagnosa diabetes. Pada diabetes melitus tipe 1, perubahan penglihatan ini berlangsung dengan cepat tidak seperti pada disbetes melitus tipe 2 yang berlangsungnya lebih bertahap.

Gejala lain yang biasanya timbul pada pengidap diabetes melitus tipe 1 yaitu adanya regulasi metabolisme yang ekstrim dengan dicirikan oleh bau acetone pada nafas pasien, berat bernafas, mual, muntah dan rasa sakit pada perut atau abdominal. Pasien juga mengalami salah satu dari banyak status kesadaran yang berubah-ubah seperti sifat permusuhan, maniak, kebingungan dan kelesuan. Semua gejala inilah yang dapat dikategorikan bahwa pasien tersebut mengidap diabetes melitus tipe 1 yang sangat tergantung pada insulin.

Insulin Babi

Sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan, bahwa tidak sedikit dari insulin terbuat dari pankreas babi. Jika dibandingkan dengan insulin dari ekstraksi pankreas sapi yang hanya menghasilkan ½ cc saja, insulin babi dapat menghasilkan sekitar 1 L insulin dari gen pankreas yang diklon dalam ragi pada tabung fermentor kapasitas 1000 L. Bila diamati dengan cermat, secara ilmiah organ yang ada pada babi memiliki perwujudan yang sangat serasi dengan manusia. Perbandingan lain juga ditemukan dari hasil struktur kimia yang dimiliki oleh babi, ternyata struktur insulin yang dimiliki oleh pankres babi memiliki bentuk yang hampir sama dengan insulin manusia, yaitu :

Insulin Manusia : C256H381N65O76S6 MW = 5807,7

Insulin Babi : C257H383N65O77S6 MW = 5777,6

Dari perbandingan yang ditemukan itulah, kini banyak insulin yang beredar di seluruh dunia. Maka dari itu pengobatan untuk penderita diabetes kebanyakan menggunakan insulin babi. Kini timbul pertanyaan, “Apakah insulin tersebut boleh digunakan untuk penderita Diabetes Melitus yang beragama Islam ?”.

Jika dilihat dari pokok utama panduan umat Islam, Al-qur’an dan Hadist. Maka menggunakan insulin yang terbuat dari pankreas babi, HARAM. Pengharaman tersebut dilihat berdasarkan ayat Al-qur’an yang berbunyi :

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Haram juga menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama Allah tetapi disebut pula nama selain Allah” (Al-Baqoroh : 173)

Dan juga sabda Rasulullah SAW, yang artinya :

Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.

Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda pada tahun penaklukan, ketika beliau masih berada di Mekah : Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan penjualan khamar, bangkai, babi dan berhala. Lalu beliau ditanya : Wahai Rasulullah, bagaimana dengan lemak bangkai yang digunakan untuk mengecat perahu, meminyaki kulit dan untuk menyalakan lampu? Beliau menjawab : Tidak boleh, ia tetap haram. (Shahih Muslim)

Tidak hanya dilihat dari dua pokok utama, Al-qur’an dan Hadist saja, ternyata sudah banyak pembuktian kebenarannya kenapa Allah mengharamkan babi untuk dimakan atau digunakan untuk apapun. Sesungguhnya pengharaman menggunakan babi dalam Islam, merupakan lompatan jauh ke depan bila ditinjau dari segi ilmu pengetahuan materi dan juga kesehatan.

Babi adalah hewan yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi hewan lain. Ia makan semua makanan yang ada di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan kerakusannya. Ia tidak akan berhenti makan, bahkan memakan muntahannya. Ia memakan semua yang bisa dimakan di hadapannya. Memakan kotoran apa pun di depannya, entah kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri, hingga tidak ada lagi yang bisa dimakan di hadapannya. Kadang ia mengencingi kotorannya dan memakannya jika berada di hadapannya, kemudian memakannya kembali. Ia memakan sampah busuk dan kotoran hewan.

Babi memiliki sifat yang tidak sesuai dengan fitrah manusia yang diperintahkan oleh Allah SWT, babi adalah hewan yang pemalas tidak pernah berusaha dalam mencapai sesuatu yang diinginkannya, babi tidak mengenal etika reproduksi sampai anak babi membuahi telurnya kepada induknya, babi tidak memiliki sifat pencemburu sampai ia tidak marah jika pasanganya diambil oleh babi lain, babi jantan sangat rakus sampai satu betina disetubuhi dengan banyak babi jantan, tidak memiliki rasa kasih sayang sekalipun kepada anaknya sendiri, dan babi memiliki sifat egois, yang selalu mementingkan dirinya sendiri. Semua sifat tersebut sangat bertentangan kepada apa yang sudah difitrahkan kepada manusia, Allah memerintahkan manusia untuk selalu berusaha dalam mencapai sesuatu, Allah memerintahkan agar manusia selalu berkasih sayang kepada siapapun, dan banyak lagi sifat yang seharusnya dimiliki oleh manusia yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Selain itu babi juga adalah unsur dari berbagai macam penyakit, antara lain TBC, cacar, scabies, antrax, asam urat, dan yang saat ini masih hangat dibicarakan oleh masyarakat dunia adalah flu babi, serta masih banyak lagi penyakit yang dapat ditimbulkan oleh babi.

Maka dari itu dalam penggunaan insulin yang terbuat dari pankreas babi sangat diharamkan kepada penderita Diabetes Melitus. Coba kita bayangkan dari segi pemberian insulin. Contohnya saja pada pemberian insulin melalui suntikan subkutan. Pemberian insulin dengan cara penyuntikan melalui subkutan yang bertujuan mempertahankan gula darah dalam batas normal, dosis yang diberikan sepanjang hari yaitu 80-120 mg% saat puasa dan 80-160 mg% setelah makan. Jika dosis tersebut diberikan sepanjang hari, tubuh penderita secara otomatis menerima dan menyimpan asupan insulin dari pankreas babi dan akhirnya menjadi insulin utama dalam proses metabolisme selanjutnya.

Dapat disimpulkan semakin banyak insulin yang digunakan oleh sang penderita, banyak kemungkinan penyakit baru yang akan timbul. Tidak hanya itu saja, jika dilihat dari istilah dalam bahasa Inggris “You are as you eat”, yang memiliki pengertian bahwa sifat dan karakteristik manusia itu berasal dari apa yang ia makan maka tidak mustahil jika sifat yang dimiliki babi akan tertanam erat ke penderita itu sendiri. Semua itu adalah alasan kenapa Allah mengharamkan memakan atau menggunakan babi dalam bentuk apapun. Subhanallah . . .

Lalu Apa Solusinya ?

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku”. (QS. asy-Syu’ara (26) : 80)

Didalam hadist Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya :

“Allah tidak akan menurunkan penyakit, kecuali Allah juga menurunkan baginya obat penyembuhnya”

Dari kedua pedoman tersebut memberikan keyakinan bahwa sebenarnya setiap penyakit yang diberikan Allah kepada manusia pasti disertai dengan jalan keluarnya. Oleh karena itu, bukan insulin saja yang dapat menyembuhkan diabetes melitus, tetapi masih banyak lagi jenis-jenis yang halal yang Allah berikan di dunia.

Dalam dunia kesehatan, ada dua cara medis lain yang biasa dilakukan untuk menangani penderita diabetes. Pertama, terapi dengan hipoglikemik oral yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah secara adekuat, terutama pada penderita diabetes tipe 2. Salah satu contohnya adalah glipizid. Kedua, dengan obat jenis akabors yang cara kerjanya adalah dengan cara menunda penyerapan glukosa di dalam usus.

Selain dari dunia kesehatan, ada juga beberapa macam pengobatan yang menggunakan herbalisasi yang lebih mudah di dapatkan oleh masyarakat, terutama di Indonesia.

1. Tanaman Ciplukan

Untuk mengobati diabetes melitus (kencing manis), ambil tumbuhan ini secara utuh, lalu direbus dengan menggunakan tiga gelas air sampai yang tersisa satu gelas. Lalu disaring dan diminum dengan rutin.

2. Buah Jambu Monyet

Untuk mengobati diabetes melitus (kencing manis), yang dimanfaatkan adalah dua potong kulit batang jambu monyet yang dicampur adas pulawaras secukupnya. Kedua bahan tersebut kemudian direbus dengan 2L air, dan disaring untuk diambil airnya. Minumlah air itu dua kali sehari, pagi dan sore.

3. Daun Sirih Merah

Untuk mengobati diabetes melitus dengan daun sirih merah, daun sirih yang digunakan adalah daun sirih yang telah berumur empat bulan atau pada saat memiliki daun hingga 20 buah. Karena pada saat itu daun sirih akan terasa kaku dan tebal serta memiliki panjang hingga 20 cm.

Cara yang biasa dilakukan, yaitu : ambil daun sirih merah secukupnya dan bersihkan dari berbagai kotoran yang menempel. Daun sirih merah direndam dalam air selama 30 menit, setelah itu dipotong tipis-tipis dan dikeringkan dengan angin selama satu jam. Setelah kering, simpan daun dalam plastik kering. Hasil pengeringan ini kemudian direbus, disaring, lalu diminum paling tidak 2 kali sehari.

4. Daun Salam dan Sambiloto

Daun salam 8-15 lembar

Sambiloto 30 gram

Cara Membuat

Setelah daun salam dan sembiloto dicuci, rebus dalam 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Angkat, dinginkan, lalu saring. Air rebusan ini diminum sebelum makan. Lakukan 2 kali sehari

5. Brotowali

Batang brotowali 1 ruas jari

Sambiloto 20 g

Kumis kucing 35 g

Cara Membuat

Cuci bersih semua bahan herbal. Potong batang brotowali. Rebus semua dalam 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Angkat, saring, lalu diamkan. Minum 2 kali sehari sebelum makan.

References :

Al-qur’an & Terjemahan

Al-Hafidz. W. Ahsin. 2007. Fikih Kesehatan. Jakarta : Amzah

Isnawati, Nurlaela, & Rusdi. 2009. Awas ! Anda Bisa Mati Akibat Hipertensi & Diabetes. Jogjakarta : PowerBooks

Mahfudh, Sahal. 2005. SOLUSI Problematika HUKUM ISLAM Keputusan Muktamar, Munas, dan Konbas. Surabaya : Lajnah Wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur

Suyono, Slamet. 2007. Ilmu Penyakit Dalam , edisi IV. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jilid III.

2009. Herbal Indonesia Berkhasiat & Cara Meracik. Depok : PT. Trubus Swadaya

Wijaya, Permana, Yoga. 2009. “Fakta Imiah Tentang Keharaman Babi”. Bandung : File PDF

www.google.com

SEHAT ALA RASULULLAH DENGAN BAWANG MERAH

21 Jul

Bawang merah (Allium cepa L. var. ascalonicum) adalah nama tanaman dari familia Alliaceae dan nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang merah merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi berlapis, tanaman yang mempunyai akar serabut dengan daun berbentuk silindris berongga. Dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk bahan yang berubah bentuk dan fungsi. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas. Dari berbagai daerah di Indonesia bawang merah memiliki nama yang berbeda yaitu : bawang abang mirah (Aceh), pia (Batak), bawang abang (Palembang), bawang sirah, barambang sirah, dasun merah (Minangkabau), bawang suluh ( Lampung), bawang beureum (Sunda), brambang (Jawa), bhabang mera (Madura), jasun bang, jasun mirah (Bali), lasuna mahamu, ransuna mahendeng, yantuna mopura, dansuna rundang, lasuna randang, lansuna mea, lansuna raindang (Sulawesi Utara), bawangi (Gorontalo), laisuna pilas, laisuna mpilas (Roti), kalpeo meh (Timor), bowang wulwul (Kai), kosai miha, bawa rohina (Ternate), bawa kahori (Tidore).

Meskipun bawang merah tidak memiliki kandungan gizi yang banyak. Bawang merah mengandung banyak serat seluloza yang kaya akan minyak sulfat yang mudah menguap, zat-zat karbohidrat, asam fosfat, serta vitamin B dan C. Bawang merah juga memiliki senyawa ailin (alkilsistein sulphoksida), minyak asiri, fruktosan (polisakarida 10-40%), sukrosa dan gula lain, flavonoid, dan steroid saponin. Flavon glikosida, allil propil disul-fida (APSD), dan kuersetin. Senyawa lain fitosterol, pektin, asam kumarat, asam kafeat, dan asam elagat. Umbi bawang merah juga mengandung sulfur organik (zat belerang).

Sejak zaman nenek moyang hingga saat ini bawang merah selalu digunakan sebagai bumbu dan penyedap masakan. Bahkan anjuran menggunakan bawang merah pada setiap makanan sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW, sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan dari Abu Dawud dalam Sunan-nya, dari Aisyah Radiallahu’anha, bahwa beliau pernah ditanya tentang bawang merah, Aisyah Radiallahu’anha pun menjawab :

ان اخر طعام اكله رسول الله صلى الله عليه وسلم طعام فيه بصل

“Sesungguhnya makanan yang paling terakhir dimakan oleh Nabi adalah makanan yang didalamnya terdapat bawang merah”

Didalam Al-Qur’an Allah SWT pun berfirman pada surat Al-Baqarah ayat 61, yang artinya :

واذا قلتم يموسى لن نصبر على طعام وحدفادع لنا ربك يخرج لناربك يخرج لنا مما تنبت الارض من بقلها وقثا ئها وفومها وعدسها وبصلها

“(Ingatlah), ketika kalian berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Rabbmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan di bumi, sepeerti : sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” (QS. Al-Baqarah [2] : 61)

Jika dilihat dari sejarah, bawang merah juga tidak hanya terkenal di negara Indonesia. Tetapi bawang merah sudah terkenal di berbagai negara belahan dunia, misalnnya Mesir. Orang-orang Mesir kuno telah menggunakan bawang merah ini sebagai alat untuk membantu mayat bernapas ketika mayat tersebut sudah diberikan balsem lalu disimpan didalam peti. Dahulu kala para dokter Fir’aun telah menyebutkan bahwa bawang merah memiliki kandungan gizi yang dapat menguatkan tubuh. Dari beberapa negara di dunia bawang merah memiliki nama lain dari negara tersebut yaitu Sint jansui, sjalot (Belanda), bauang pula, sibuyas tagalog (Filipina), cahang tau (H), shallot (Inggris), eschlauch (Jerman), bawang (Malaysia), echalote (Perancis), choung, chung tau (Tionghoa), horm daeng, horm lek (Thailand). Dan dalam salah satu buku karangan Ibnu Sina yang berjudul al-Qanun mengatakan “Bawang merah apabila dibuat obat gosok dan dipijatkan pada daerah terkena penyakit pada kulit, akan sangat bermanfaat. Airnya bisa mengobati luka yang kotor. Jika dihirup bersama airnya, maka akan membersihkan kepala. Tetesan bawang merah pada telinga dapat mengobati sakit kepala dan dengungan, bahkan bisa mengobati keluarnya nanah pada telinga”. Sudah sejak lama, nenek moyang di Indonesia menggunakan umbi bawang merah sebagai obat nyeri perut karena masuk angin dan penyembuhan luka atau infeksi.

Tetapi dengan seiringnya waktu, kini bawang merah dengan berbagai kandungan dan senyawa aktif yang dimilikinya dapat difungsikan sebagai alternatif pengobatan tradisional untuk berbagai macam penyakit. Flavon glikosida bersifat antiradang dan antibakteri. Kuersetin berkhasiat hipoglikemik, penurun gula darah. Saponin bisa mencegah penggumpalan darah. Bawang merah berpotensi memblokir kehadiran senyawa karsinogenik, zat pencetus kanker. Senyawa organosulfur dalam umbi kemungkinan besar berperan aktif sebagai zat kemopreventif pada sel kanker. Dengan bantuan enzim alinase senyawa sistein dalam bawang merah akan berubah menjadi thiosulfinat dan plysulfida. Kedua bahan ini eksis sebagai minyak di dalam umbi dan dikenal memiliki aktivitas antidiabetes, hipoglikemik, dan hipokolesterol. Bawang merah juga memiliki khasiat melindungi hati. Jiia dilihat dari bentuk, bawang merah dapat memberikan beberapa khasiat, yaitu :

1. Minyaknya yang mudah menguap yang terkandung dalam air berguna untuk membunuh sebagian besar mikroba Stapylococci dan Streptococci yang dapat menyebabkan penyakit radang pada toraks dan kerongkongan. Dan juga dapat membunuh mikroba difteri, amuba disentri, dan TBC.

Cara membuat kompresan dari bawang merah yaitu potong-potong terlebih dahulu bawang merah menjadi beberapa potongan kecil lalu panaskan. Setelah itu, letakkan di daerah yang akan diobati, kemudian ikatlah dengan kain kasa perban. Ganti perban tersebut setelah 12 jam kemudian.

2. Uap bawang merah bisa digunakan untuk membersihkan luka dan dapat menyembuhkannya.

3. Dapat mengaktifkan gerakan lambung.

4. Mengunyah bawang merah selama beberapa menit dapat membersihkan mulut dari mikroba difteri.

5. Menghirup bau bawang merah atau memakannya dapat menyebabkan minyak yang mudah menguap yang mengandung sulfat dan dapat masuk ke dalam darah manusia dapat membunuh mikroba yang bisa menyebabkan penyakit.

6. Bawang merah juga berfungsi sebagai pengganti insulin yang dapat mengurangi kadar gula darah, karena memiliki fungsi yang sama.

7. Mengkonsumsi bawang merah metah ataupun yang sudah matang dapat meminimalisir terjadinya pembekuan darah.

8. Dapat digunakan sebagai kompres di atas dada atau punggung untuk mengobati batuk rejan, dan radang paru. Jika diletakkan di atas ginjal dan kantong kemih, bisa menyembuhkan susah buang air kecil. Jika di letakkan di atas kedua telapak kaki, maka dapat menyembuhkan gangguan pada fungsi pengaturan darah. Dan apabila diletakkan di atas luka, maka akan mengeluarkan nanah dan darah kotor.

9. Potongan-potongan bawang merah digunakan juga untuk mengobati kalu dan mata ikan pada kaki, yaitu dengan cara membubuhkan potongan-potonagn bawang di sekitar kalu atau mata ikan pada sore hari sampai pagi hari. Ulangi hal tersebut sampai kalu atau mata ikan dari kaki terlepas, lalu cuci dengan air hangat dan sabun.

10. Air bawang merah digunakan untuk pembalut pada bagian anggota tubuh yang terpotong untuk menghilangkna rasa sakit.

11. Bawang merah digunakan untuk mengobati pecah-pecah pada puting dan wasir dengan cara ditumbuk dan dididihkan dengan minyak zaitun.

12. Seduhan bawang merah dapat digunakan untuk menghilangkan cacing pada anak-anak. Caranya yaitu, seduhlah potongan-potongan bawang lalu masukkan ke dalam air dan simpan sepanjang malam, lalu siang hari minumkan kepada anak setelah dicampur dengan madu. Ulangi proses tersebut hingga cacing benar-benar keluar seluruhnya.

13. Dapat menghilangkan cacing di lambung dan mengobati wasir dengan cara membuatnya sebagai obat pencahar dari bawang merah yang telah dipanaskan sekitar ±3 menit dalam 1 L air, gunakan bawang merah yang sedang agar mudah dimasukkan ke anus.

14. Menghirup aroma bawang merah dapat mengobati rasa pusing dan pingsan.

Dilihat dari beberapa khasiat yang dimilkinya terbukti nilai bawang merah dalam dunia kedokteran sangatlah penting, dikarenakan bawang merah adalah salah satu komponen rempah-rempah di Indonesia yang dapat dijadikan sebagai pengganti obat generik. Alasan lain yang dapat dijadikan ketertarikan masyarakat Indonesia untuk memilih bawang merah sebagai salah satu pengganti obat generik adalah semua yang berhubungan dengan bawang merah dapat bermanfaat, mudah dicari, dan murah untuk dibeli. Apalagi untuk era globalisasi ini, saat Indonesia dihadapkan pada masalah krisis moneter maka kesehatan menjadi barang yang mahal bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tidak ada seorangpun yang tidak mengkonsumsi bawang merah dalam kehidupan sehari-hari nya.

Walaupun bawang merah dapat dijadikan obat alternatif dalam mencegah berbagai penyakit, bawang merah juga mempunyai efek samping yang harus diwaspadai. Bawang merah mengandung kelembaban yang berlebihan. Karena itu bawang merah dapat menyebabkan migraine, memusingkan kepala, mengakibatkan gas, dan menggelapkan penglihatan. Apabila bawang merah banyak di konsumsi oleh ibu menyusui maka akan mempengaruhi proses kelancaran dari ASI dan dapat menyebabkan bayi kolik, apalagi bila masih ASI ekslusif. Kebanyakan mengkonsumsi bawang merah akan mengakibatkan kelupaan, merusak akal, mengubah bau mulut dan napas. Tetapi semua efek samping tersebut akan lenyap bila bawang merah dimasak terlebih dahulu. Zat asid karbrid yang terkandung dalam bawang merah dapat memedihkan mata dan hidung. Biasanya mata dan hidung akan berair karena baunya yang menyengat. Bila hal ini terjadi, basuhlah tangan dengan air hangat yang telah dicampur garam (asid ammonia) atau juga bisa dengan mengunyah biji yang tidak berklorofil setiap delapan jam. Dari berbagai manfaat yang dihasilkan bawang merah, bewang merah juga dapat menimbulkan kerugian. Bawang merah adalah sebuah magnet besar untuk bakteri, terutama bawang mentah. Bawang merah tidak dapat tahan lama jika disimpan dalam keadaan terkelupas dan diiris. Hal ini tidak aman bahkan jika dimasukkan ke dalam tas zip-lock dan ke dalam kulkas.
Alasan dari hal ini yaitu karena bawang merah sudah cukup terkontaminasi hanya dengan dipotong dan dibiarkan terbuka untuk sebentar saja, sehingga hal itu dapat membahayakan.
Bawang merah menjadi sangat beracun dan berbahaya jika digunakan untuk kedua kalinya bahkan dalam satu malam. Bawang merah akan menciptakan bakteri beracun yang bisa menyebabkan infeksi lambung yang buruk dikarenakan kelebihan sekresi empedu dan bahkan keracunan makanan.

Kini masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir ketika tidak memiliki uang untuk pergi berobat. Karena mereka juga dapat mengobati dirinya dengan berbagai rempah-rempah yang biasa digunakan memasak ataupun semua tumbuhan di sekeliling mereka. Tetapi mereka juga tidak boleh sembarangan dalam menggunakannya, di karenakan segala sesuatu perlu kepada dosis yang baik dan benar.

References :

Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad as-Sayyid. 2009. Pola Makan Rasulullah. Jakarta : PT. Niaga Swadaya

Dr. H. Briliantono M. Soenarwo. 2009. Allah Sang Tabib. Jakarta : Al-Mawardi Prima

http://www.google.com

Hello world!

20 Jul

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!